Minggu, 12 Mei 2013

Khatbah Jum'at XII

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Azza wa Jalla. Taqwa yang juga menjadi wujud syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada kita. Nikmat Iman, nikmat Islam, juga nikmat kesehatan.

Menjadi penduduk Indonesia, sebuah negeri muslim terbesar, juga merupakan nikmat yang perlu kita syukuri. Di negeri ini, kita sebagai muslim bisa beribadah dengan mudah. Terutama kita yang hidup di Jawa, masjid ada di mana-mana. Kesempatan untuk beribadah senantiasa terbuka.

Sungguh patut kita syukuri. Cobalah jika kita hidup di negeri yang muslimnya masih minoritas. Kita mungkin akan merasakan kesulitan yang luar biasa untuk hanya melaksanakan shalat Jum'at, apalagi shalat lima waktu berjama'ah. Kemarin sebuah harian nasional memberitakan bahwa saudara kita, kaum muslimin di Bridgford Barat, Inggris, sangat kesulitan mencari lahan kosong untuk mendirikan masjid. Selama bertahun-tahun mereka harus pergi ke kota lain untuk bisa shalat Jum'at. Hingga akhirnya di tahun ini mereka menggunakan garasi rumah sebagai masjid.

Demikian pula di Perancis. Karena kekurangan masjid, saudara-saudara kita kaum muslimin di Paris terpaksa shalat Jum'at di Jalan Raya. Namun justru di jalan raya itulah syiar Islam di sana kelihatan menarik. Khawatir hal yang tidak diinginkan terjadi, pemerintah Perancis sejak bulan lalu melarang shalat Jum'at di jalan raya. Sebagai gantinya pemerintah memberikan alternatif di tempat tertutup.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Patut kita syukuri bahwa di Indonesia terdapat sangat banyak masjid. Di tahun 2010 saja, jumlah masjid di Indonesia mencapai 800.000 masjid. Departemen Agama mentargetkan 100.000 masjid lagi di tahun 2011 ini. Jika target itu tercapai, maka sampai akhir 2011 terdapat 900.000 masjid di Indonesia. Sebuah angka yang cukup fantastis sekaligus membuat miris.

Mengapa miris? Karena ternyata banyak masjid yang tidak makmur. Masjid hanya digunakan sebagai tempat shalat fardhu, itupun sepi dari jama'ah. Perhatikanlah masjid kita ini. Saat shalat Jum'at memang terlihat ramai, bahkan mungkin tidak muat. Tapi bagaimana dengan shalat Isya' apalagi Subuh?

Maka tugas kita hari ini bukan lagi memperbagus fisik masjid. Apalagi membangun masjid baru yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari masjid yang telah ada. Tugas kita adalah memakmurkan masjid.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kata “memakmurkan” berasal dari kata dasar "makmur". Kata itu merupakan serapan dari bahasa Arab ( عَمَرَ – يَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang memiliki banyak arti. Diantaranya adalah: membangun, memperbaiki, mendiami, menetapi, mengisi, menghidupkan, mengabdi, menghormati dan memelihara. Kata itu dipakai oleh Allah dalam firman-Nya yang juga menunjukkan keutamaan pemakmur masjid :

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah : 18)

Dengan demikian, arti "memakmurkan masjid” adalah membangun, mendirikan dan memelihara masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci, serta mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Sejarah mencatat sedikitnya ada sepuluh fungsi dan peran masjid pada masa Rasulullah SAW, khususnya masjid nabawi, yaitu sebagai berikut :

1. Tempat ibadah (shalat, dzikir)
2. Tempat syuro (musyawarah) dan konsultasi
3. Tempat pendidikan
4. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya
5. Tempat pengobatan para korban perang
6. Tempat pengadilan dan mendamaikan sengketa
7. Tempat santunan sosial
8. Aula dan tempat menerima tamu
9. Tempat menahan tawanan
10. Pusat penerangan dan informasi serta pembelaan agama

Berkaca dari definisi memakmurkan masjid dan sejarah Nabi, maka setiap bentuk ketaatan kepada Allah bisa digolongkan sebagai usaha memakmurkan masjid. Diantaranya adalah :

Pertama, mendirikan dan membangun masjid
Membangun masjid adalah amal pertama memakmurkan masjid. Karena tanpa adanya masjid, bagaimana mungkin kita dapat memakmurkannya?

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِى بِهِ وَجْهَ اللَّهِ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِى الْجَنَّةِ

Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di surga. (HR. Al-Bukhari)

Memperbaiki masjid, atau dalam istilahnya peningkatan masjid, juga termasuk upaya memakmurkan yang akan diganjar Allah dengan dibangunkan rumah oleh Allah di surga. Asalkan ikhlas.

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

Barangsiapa membangun sebuah masjid karena Allah walau seukuran sarang burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah)

Kedua, membersihkan dan mensucikan masjid, serta memberinya wewangian

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِى الدُّورِ وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ

Dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian." (HR. Abu Daud)

Ketiga, mendirikan shalat jama'ah di masjid
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Shalat jama'ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian (HR. Muslim)

Keempat, memperbanyak dzikrullah dan tilawah Qur'an di masjid

Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَىْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِىَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an. (HR. Muslim)

Kelima, memakmurkan masjid dengan taklim, halaqah, dan majlis ilmu lainnya
Rasulullah SAW bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

…dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya… (HR. Muslim)

Demikian lima diantara bentuk memakmurkan masjid, semoga Allah SWT memudahkan kita menjadi hamba-hambaNya yang memakmurkan masjidNya.

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Dari uraian pada khutbah pertama mengenai definisi hingga bentuk memakmurkan masjid berikut keutamaannya itu, kita termotivasi untuk memakmurkan masjid yang secara otomatis juga membuat kita lebih dekat kepada masjid; hati kita lebih terpaut kepada masjid.

Kita berdoa kepada Allah agar dijadikan pemakmur masjid dan pecinta masjid, sebab masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah SWT, sebagaimana sabda NabiNya:

أَحَبُّ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya (HR. Muslim)

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

[Khutbah Jum'at Memakmurkan Masjid edisi 22 Dzulhijjah 1432 H bertepatan dengan 18 Nopember 2011 M; Bersama Dakwah]

Untuk Revitalisasi Peran dan Fungsi Masjid Akan Diselenggarakan Rakor Kemasjidan

Jakarta, bimasislam-- Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Karenanya, Rasulullah SAW membangun masjid terlebih dahulu. Melalui masjid memancar cahaya Islam, dan risalahnya menyebar ke seluruh sudut dunia. Masjid adalah simbol persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan dan peradaban yang mencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. Dengan masjid, Rasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis dan progressif yang dibangun atas dasar ketaqwaan kepadaNya. Demikian dikatakan oleh Drs. H. Zainal Muttaqien, MA, Kasubdit Kemasjidan. di ruang kerjanya (3/4).

Ketika ditanya tentang kondisi masjid sekarang, Muttaqien menegaskan, “Dilihat dari sisi pertumbuhan masjid di Indonesia, sungguh sangat menggembirakan. Dari tahun ke tahun, jumlah masjid kian bertambah.”ujarnya. Berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah sampai tahun 2011,Masjid Raya berjumlah 43. Masjid Agung berjumlah 724, Masjid Besar berjumlah 5.374, Masjid Jamik berjumlah 247.616 dan Mushalla berjumlah 455.891. “Akan tetapi, lanjutnya, “Kita harus jujur, harus kita akui, bahwa fungsinya belum maksimal dan optimal. Pemberdayaan masjid selama ini, kurang begitu diperhatikan. Padahal masjid mempunyai peran strategis dalam membangun kesejahteraan umat. Masjid selama ini hanya berperan sebatas tempat ibadah shalat ritual semata. Padahal jika masjid itu berdaya, maka masyarakatnya pun akan sejahtera.”

“Karena itu, kita harus merekonstrusi paradigma pemahaman manajemen masjid sesuai dengan khithahnya. Bukankah misi masjid hayya ‘alash shalaah (mari kita melaksanakan shalat), dan hayya ‘alal falaah (mari meraih kemenangan). Artinya mengajak melalui masjid, untuk meningkatkan kualitas ibadah ritual dan melalui masjid pula kita raih kemenangan. Dalam membebaskan kemiskinan, kebodohan dan ketebelakangan.” Papar Muttaqien.

“Namun saat ini, lanjut Muttaqin, “Masjid masih belum diberdayakan secara proposional bagi pembangunan umat Islam. Memang tidak mudah untuk mewujudkannya. Apalagi dalam hal memakmurkan masjid, memiliki arti yang sangat luas, seperti, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah, menyemarakkan majelis taklim, Taman pendidikan Al-Qur’an, memberdayakan remaja masjid, mengelola perpustakaan, mengelola koperasi, poliklinik, unit pelayanan zakat, konsultasi bantuan hukum, lembaga pendidikan dan sekolah, baitul maal, toko buku, bimbingan penyelenggaraan haji dan umrah. Bahkan bisa juga berupa menyelenggarakan bazar untuk memudahkan jamaah memperoleh kebutuhan yang murah dan lain sebagainya.”

Dalam rangka pemberdayaan Masjid, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional Kemasjidan, dalam rapat koordinasi tersebut akan dihadiri oleh para pejabat Kementerian Agama di daerah yang membidangi masalah kemasjidan, juga pengurus Masjid Raya seluruh Indonesia. “Kita akan rumuskan standardisasi pola pemberdayaan masjid di Indonesia, yang nantinya akan dijadikan acuan para pengurus masjid dalam mengelola masjid, baik itu dari segi Idarah; Imarah, maupunRi’ayah”, tukas Muttaqin. (JML)

 
Design by Wordpress Theme Template Blog Free | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes